Panen Padi : Memasuki masa tanam, para petani masih merasa kecewa
terhadap Kementerian Pertanian. Pasalnya, varietas padi yang
direkomendasikan kementerian tidak tahan serangan hama. Terlihat masa
panen di Kecamatan Telukjambe Barat, beberapa waktu lalu.
PURWASARI, RAKA - Akibat serangan hama wereng yang mengganas di musim gadu lalu, petani mulai melirik varietas lokal.
Mereka
kecewa karena semua varietas yang dirilis oleh Kementerian Pertanian
ternyata rentan dengan serangan hama. Para petani justru menemukan
varietas lokal yang bertahan dari serangan hama wereng.
Salah
seorang petani, Ijam Sujana mengatakan, semua varietas yang diluncurkan
pemerintah ternyata tidak tahan dengan serangan hama. Hal itu
menyebabkan produksi menurun hingga 50 persen. “Tentu saja itu membuat
petani banyak yang merugi. Banyak varietas yang diluncurkan oleh
pemerintah tidak tahan terhadap serangan hama. Kemarin, waktu hama
wereng, banyak sawah yang gagal panen karena padi yang ditanam tidak
tahan terhadap hama,” ungkapnya, Minggu (14/11) kemarin.
Dalam
penyuluhan terpadu, lanjut Ijam, petani mempertanyakan varietas yang
bisa tahan hama agar mereka bisa bertahan dari pertanian. Saat musim
rendeng lalu, petani menanam padi varietas Muncul. “Namun, sebulan
sebelum panen, tanaman malah menjadi kering dan puso setelah diserang
hama wereng cokelat,” kata Ijam.
Demikian pula
dengan varietas Ciherang dan Mekongga yang mengalami kerdil rumput
setelah diserang hama wereng cokelat. Namun, petani kesulitan menemukan
varietas lain untuk enghindari penurunan produksi pada musim berikutnya.
“Mereka masih bertanya kepada dinas tentang varietas apa yang layak
dipakai, dan tahan dari serangan hama hingga panen tiba,” ujarnya.
Pengakuan
sejumlah petani, serangan hama wereng cokelat kali ini sangat memukul
petani. Petani lainnya, Hamim (50), mengatakan sia-sia terus menyemprot
tanaman padi demi mengusir hama. Pasalnya serangan hama tidak berhenti.
“Selesai diserang hama wereng hijau, dilanjut hama wereng punggung
putih, terus hama wereng cokelat. Eh, waktu bulir padi merekah, sudah
ditunggu oleh kungkang,” keluh Hamim.
Diteruskannya,
terdapat dua varietas lokal yang bisa bertahan dari serangan hama
wereng, yaitu Sidenok dan Bima. Akan tetapi populasinya masih sedikit
karena belum diteliti oleh pemerintah dan disertifikasi. Dua varietas
tersebut bertahan setelah diserang hama wereng dan tidak terkena virus
kerdil rumput. "Sekarang yang lagi berkembang Sidenok dan Bima, kedua
varietas ini cukup tahan terhadap hama," paparnya.
Populasi
yang kecil itu menanam sejak 2005. Saat ada lomba produksi padi, dua
varietas itu menang. Dari satu hektare lahan, jenis Sidenok bisa
menghasilkan 9 ton. Sedangkan jenis Bima, meskipun diserang hama,
menghasilkan 6,5 ton. Berbeda dengan Ciherang yang justru mati diserang
kerdil rumput. "Sidenok dan Bima pernah ikut lomba produksi padi, kedua
varietas tersebut menang," ujar Hamim.(asy)
(Tulisan diambil dari : http://radarkarawangnews.blogspot.com)